RAKSASA RUKMUKA DAN RUKMAKALA [ MENGALAHKAN HAWA NAFSU]
[ Serat dewa ruci bagian dua.]
Dalam serat Dewa Ruci dikisahkan Arya sena/Bima setelah sampai di gua gunung Candramuka, air yang dicari ternyata tidak ada, lalu gua dan sekitarnya diobrak-abrik. Raksasa Rukmuka dan Rukmakala yang berada di gua terkejut, marah dan mendatangi Arya sena/Bima.
Namun walau telah dijelaskan niat kedatangannya, kedua raksasa itu tetap marah karena merasa terganggu akibat ulah Sena. Terjadi perkelahian ....... Namun dalam perkelahian tersebut, dua Raksaksa tersebut kalah, ditendang, dibanting ke atas batu dan meledak hancur lebur.
Arya Sena tetap mengamuk dan mengobrak-abrik lagi apa yang ada di dekatnya sampai kelelahan, dalam hatinya ia sedih dan berfikir bagaimana caranya mendapatkan air suci tersebut.
Hikmah dari kisah di atas adalah yang dimaksud dengan Bima masuk ke gua gunung Candramuka adalah yaitu melakukan dzikir nafas atau meditasi. Gua di gunung di situ bermakna dua lubang hidung manusia. Jadi dzikir nafas itu adalah sarana untuk mencapai makrifatullah.
Dalam perjalanan menuju Allah itu banyak sekali rintangannya, dalam kisah di atas ternyata di dalam gua itu terdapat Raksasa Rukmuka dan Rukmakala hal itu bermakna hawa nafsu yang terdiri dari Nafsu Ammarah dan nafsu Alluwamah.
1. NAFSU AMMARAH
Nafsu Ammarah adalah jiwa yang berperan untuk memerintahkan kepada hal-hal yang jelek atau keburukan.
وَمَا أُبَرِّئُ نَفْسِي ۚ إِنَّ النَّفْسَ لَأَمَّارَةٌ بِالسُّوءِ إِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّي ۚ إِنَّ رَبِّي غَفُورٌ رَحِيمٌ
Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang. [Qs. Yusuf: 53 ]
Nafsu Ammarah ini cenderung kepada tabiat badaniah, mendorong nafsu untuk kesenangan dunia secara berlebih-lebihan atau berfoya-foya dengan cara terlarang berdasarkan syari’at, senantiasa menarik hati untuk berbuat kejahatan dan sebagai sumber dari dari sifat yang tercela, seperti: 1.pelit, 2. dengki, 3.bodoh, 4.sombong, 5. marah, 6. sangat cinta dunia, 7.senang melakukan perkara jelek/hina .
Jika jiwa Ammarah ini kita kalahkan maka semua sifat tujuh di atas akan terkikis dan menjadi hilang dalam diri manusia. Sehingga hati menjadi lunak, hawa nafsu mulai bisa dikalahkan.
2.Nafsu Aluwamah.
Nafsu Aluwamah yaitu jiwa yang mampu memutuskan mana yang baik dan mana yang buruk, ia menyadari bahwa perbuatan melanggar perintah Allah itu dosa, akan tetapi kadang maksiat, kadang taubat, jiwa yang sering berubah, jiwa yang masih sering terombang-ambingkan antara ketaatan dan kemaksiatan. Allah berfirman:
وَلا أُقْسِمُ بِالنَّفْسِ اللَّوَّامَةِ
Dan Aku bersumpah dengan jiwa yang amat menyesali (dirinya sendiri). QS. Al-Qiyamah [75]:2)
Adapun sifat-sifat Nafsu Aluwamah itu adalah: 1. Menyesal 2. Mengikuti kesenangannya (sexual) 3. Menipu 4. Menggunjing 5. Riyak/pamer 6. Dholim/Aniaya 7. Lupa pada Allah 8. Bohong 9. Ujub(membanggakan amalnya)
Jika jiwa Aluwwamah ini kita kalahkan dengan mujahadah (berperang melawan hawa nafsu) maka semua sifat tujuh negatif di atas dan kecenderungan hawa nafsu sexnya (zina)akan terkikis dan menjadi terkendali dalam diri manusia.
Itulah symbol Raksasa Rukmuka dan Rukmakala adalah Nafsu Ammarah dan Nafsu Lawwamah dalam kisah Dewa Ruci di atas. Kedua hawa nafsu tersebut sangat mendasar sekali dan dominan dalam diri manusia makanya disimbolkan seperti raksasa. Karena manusia banyak yang dijajah dan dikendalikan oleh hawa nafsu tersebut.
Sebetulnya masih ada beberapa jenis nafsu lainnya, tetapi yang paling mendasar dan utama adalah kedua jenis nafsu di atas, jika keduanya sudah kita kalahkan, maka nafsu-nafsu lainnya semkain mudah ditundukkan.
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : " أَعْدَى عَدُوَّكَ نَفْسُكَ الَّتِي بَيْنَ جَنْبَيْكَ
" Dari Ibnu Abbas ra. Berkata: Rasulullah Saw. Bersabda: "Musuhmu yang terbesar, ialah nafsumu yang berada diantara dua lambungmu" . [Hr.Imam al-Baihaqi]
Sekarang ini ummat Islam lagi semangat-semangatnya demo, tolak Aseng dan Asing, Turunkan Presiden, Penjarakan Gubenur, Awas komunis bangkit kembali. Tetapi pernahkah kita berdemo pada diri kita sendiri: "Usir Nafsu Ammarah dan Nafsu Aluwwamah", "Turunkan Ego", "Penjarakan Hawa Nafsu", "Awas Bisikan nafsu Bangkit kembali".
Sebagai penutup ada sebuah riwayat :
" Dari Jabir Ra. Berkata: Datang ke Rasulullah صلى الله عليه وسلم orang-orang yang baru selesai berperang. Lalu Rasulullah Saw. berkata: "Kalian menuju ke tujuan yang terbaik. Kalian menuju dari dari jihad yang lebih kecil ke jihad yang lebih besar. "Mereka bertanya:" Apa itu jihad yang lebih besar? "Nabi menjawab:" Perjuangan seorang hamba melawan hawa nafsunya. " [Hr. Baihaqi]