Rabu, 20 April 2011

Hakikat ikhlas....


Dengan apa manusia mentauhidkan setiap amal ibadah dan amal perbuatannya? Dengan rasa yang ada dalam setiap diri manusia. Rasa itu adalah rasa ikhlas, rasa sabar, rasa kasih sayang, rasa senang dan rasa ridho (rela). Rasa-rasa ini adalah rasa Tuhan yang ada pada diri manusia, yang merupakan unsur yang terdekat dengan-Nya.
Untuk mentauhidkan sholat kita, syahadat kita, zakat kita, puasa kita dan haji kita harus kita laksanakan dengan rasa ikhlas. Karena rasa ikhlas merupakan ciri-ciri dari segala perbuatan yang dilakukan oleh Allah. Allah menciptakan sesuatu dengan suka rela, Allah memberikan sesuatu pada setiap makluknya tanpa meminta imbalan berupa apapun, atau dengan maksud supaya disembah atau supaya ditaati. Semua Dia lakukan dengan rasa ikhlas, kepada setiap makluk-Nya, baik yang ingkar atau yang taat kepada-Nya, Dia selalu memberikan segala sesuatu dengan kadar yang sama tiada membedakan diantara keduanya. Inilah sebagai wujud rasa ikhlas dalam setiap perbuatan Allah. Berbuat bukan karena sesuatu dan di sebabkan oleh sesuatu, juga bukan disebabkan oleh suatu apapun dan siapapun, perbuatan tersebut berangkat dari kesadaran diri sendiri.
Rasa ikhlas adalah yang ada, da sesuatu ya tidak diciptakan dari apapun dan siapapun, bukan pula disebabkan oleh suatu apapun dan siapapun, bukan pula adanya karena menginginkan suatu apapun n adan dan siapapun. Rasa ikhlas adalah sesuatu yang ada dengan sendirinya, tidak tergantung pada suatu apapun dan siapapun. Karena rasa ikhlas adalah unsur yang menyatu dengan Tuhan, yang menyertai dan meliputi setiap perbuat-Nya. Inilah hakikat rasa Ikhlas.
Rasa ikhlas adalah sesuatu yang dikerjakan dan diperbuat bukan karena sesuatu dan tergantung sesuatu, akan tetapi rasa ikhlas timbul dari kesadaran diri sendiri. Seseorang yang berbuat dengan rasa ikhlas, mereka dalam perbuatannya tidak mengharapkan imbalan berupa apapun dari sesamanya, misalnya disanjung dan dipuji, supaya mendapatkan kedudukan dan jabatan, mendapatkan imbalan berupa harta benda dan lain sebagainya. Begitu juga seseorang yang berbuat dengan rasa ikhlas, mereka tidak menginginkan imbalan dari Allah berupa pahala dan surga.
Seseorang yang dalam segala perbuatanya masih mengharapkan imbalan dari makluk dan Tuhannya, ini adalah perbuatan yang tidak ikhlas. Segala perbuatan yang masih mengharapkan imbalan, berarti mereka merasa bisa berbuat dan merasa mempunyai perbuatan, sehingga dia merasa berhak untuk mendapatkan imbalan dari setiap perbuatanya. Inilah salah satu pengetahuan tauhid dalam setiap perbua
tan manusia, diri manusia yang masih merasa bisa berbuat berarti telah menduakan Allah, sebagai salah satu sumber segala perbuatan yang ada dalam dunia ini. Kalau diri manusia masih merasa bisa berbuat, berarti manusia tersebut meyakini ada sumber perbuatan yang lain selain perbuatan Allah, yaitu perbuatan dirinya.
Sedangkan perbuatan ikhlas adalah perbuatan yang dilakukan tanpa meminta sebuah imbalan dari setiap perbuatan yang dilakuannya. Sebuah perbuatan yang dilakukan tanpa meminta sebuah imbalan, hanya bisa dilakukan pada diri yang merasa dirinya tidak bisa berbuat dan tidak mempunyai perbuatan. Diri yang selalu menyadari dalam setiap perbuatannya ada kekuatan Allah di dalamnya, tanpa kekuatan tersebut maka tiada satupun perbuatan yang dia lakukan. Inilah yang dimaksud tauhid perbuatan pada diri manusia.

Minggu, 03 April 2011

Do'a yang terkabul.

            Do'a adalah sebuah harapan kepada Allah, dgn cara memohon pertolongan Allah untuk mengabulkan permohonan kita. Berdo'a berarti menyerahkan segala permasalahan dan segala permohonan kita kepada Allah. Nah! sesuatu ygn telah kita pasrahkan berarti segala permasalahan dan permohonan tersebut sudah tdk ada pada kita. Maksudnya, segala do'a ygn sudah terpanjatkan, berarti sudah tdk ada dalam pikiran dan angan-angan kita. Dgn begitu do'a kita akan mudah terkabul, karena begitu besar keyakinan kita pada-Nya sehingga tiada menjadi kekwatiran kita (was-was) atau ragu kepada Allah, akan terkabulnya do'a kita. Dgn keyakinan itu maka Allah akan mengabulkan do'a kita, tdk menunggu besuk atau lusa, tetapi akan terkabul secepat kilat.
            Sedangkan do'a ygn tdk terkabul, adalah apa bila setelah kita berdo'a, tapi do'a yng telah terpanjatkan asih menjadi beban pikiran kita, ada rasa was-was dalam hati, jgn-jgn do'a saya tdk dikabulkan oleh Allah. Sesuatu ygn telah dipanjatkan. atau dititipkan harus sudah tdk ada di diri kita, kalau masih ada dalam diri kta ( pikiran) maka sesungguhnya kita tdk mempercayai Tuhan kita.Dan kalau hal itu kita lakukan maka Allah akan melemparkan do'a kita, kembali pada kita.
          

Salam semuga bermanfaat,

Sabtu, 02 April 2011

Harapan dan Keinginan.

           Kata harapan dan keinginan jelaslah berbeda. Harapan ygn berarti sama dgn permohonan, atau keinginan ygn disertai dgn permohonan. Harapan juga berarti permintaan dgn disertai dgn kepasrahan dan kesabaran. Jadi, harapan itu datang dari ketidak berdayaan diri, dan dgn menyadari ketidak berdayaan dirinya (ketidak mampuannya), maka didalam hatinya timbulah harapan terhadap kekuatan dari luar dirinya, baik itu kekuatan makluk atau kekuatan Allah, untuk menghadapi permasalahan ygn sedang dihadapinya. Harapan itu datang dari dalam hati.
           Seperti harapan untuk sembuh dari sakit, harapan untuk meraih cita-cita, harapan untuk bangkit dari kegagalan dan keterpurukan. Harapan ini bukan berarti tdk melakukan usaha untuk mengatasi masalah, akan tetapi dgn kerja keras dan dgn segala usaha, tetapi dalam melakukanya dgn bergantung dan menyerahkan hasil keputusan pada Tuhanya. Inilah ygn disebut harapan ygn sesungguhnya.
           Sedang keinginan itu, lebih tergantung pada keinginan diri. Keinginan tanpa disertai oleh ilmu agama dan keyakinan pada Allah, akan menjadi bola salju ygn meluncur dari atas ygn bisa menerjang segala sesuatu ygn ada di bawahnya. Dan bisa menghalalkan segala cara untuk mewujudkan keinginanya. Pada hakikatnya, sebuah keinginan adalah berangkat dari sifat-sifat nafsu, ego dan keakuan manusia, ygn berdasarkan kepentingan diri sendiri dan kelompoknya. Dan sebuah keinginan cenderung akan memaksakan kehendak.
           Sebuah keinginan apabila tdk terlaksana akan mudah putus asa, dan mengambil jalan pintas untuk segera keluara dari masalah ygn sedang dihadapi, sehingga akan mudah hilang kesadaran dirinya. berbeda dgn sebuah harapan dia akan lebih siap untuk menerima dgn ikhlas menerima sebuah kegagalan. Jadialh bermohonlah pada seseorang dgn sebuah harapan bukan keinginan. Harapan berarti permohana dgn segala kerendahan hati kita, disertai dgn do'a, sedangkan keinginan berarti memaksa.
           Harapan akan mudah terkabulkan oleh TUHAN... dan keinginan akan dibenci oleh Tuhan...


Salam dalam balutan cinta kasih!!...

Jumat, 01 April 2011

Menyelami Diri untuk Mengenal Tuhan

Allah menciptakan manusia penuh rahasia. Manusia, adalah rohnya alam, apabila manusianya bergolak, maka alam ini pun ikut bergolak. Karena sesungguhnya alam semesta ini, dengan segala isinya, semuanya terangkum di dalam diri manusia. Apa yang ada di langit dan di bumi, dan apa yang ada di dalam dunia dan akhirat, dan segala sesuatunya, sudah terangkum dan menyatu pada diri manusia.
Gunung, laut, surga, neraka dan shirotholmustaqim pun, ada di dalam diri manusia. Di dalam ilmu thasyawuf, hal itu dijelaskan dan diterangkan sebagai tanda kemulian dan kesempurnaan diri manusia. Dan, tentunya kemuliaan dan kesempurnaan manusia, datangnya dai Tuhan yang Maha Esa, dan segala sesuatunya pasti akan kembali kepadanya.

continue....

di kutip dari buku DI DALAM DIRI ADA ALLAH
by Cipta Hening