Dengan apa manusia mentauhidkan setiap amal ibadah dan amal perbuatannya? Dengan rasa yang ada dalam setiap diri manusia. Rasa itu adalah rasa ikhlas, rasa sabar, rasa kasih sayang, rasa senang dan rasa ridho (rela). Rasa-rasa ini adalah rasa Tuhan yang ada pada diri manusia, yang merupakan unsur yang terdekat dengan-Nya.
Untuk mentauhidkan sholat kita, syahadat kita, zakat kita, puasa kita dan haji kita harus kita laksanakan dengan rasa ikhlas. Karena rasa ikhlas merupakan ciri-ciri dari segala perbuatan yang dilakukan oleh Allah. Allah menciptakan sesuatu dengan suka rela, Allah memberikan sesuatu pada setiap makluknya tanpa meminta imbalan berupa apapun, atau dengan maksud supaya disembah atau supaya ditaati. Semua Dia lakukan dengan rasa ikhlas, kepada setiap makluk-Nya, baik yang ingkar atau yang taat kepada-Nya, Dia selalu memberikan segala sesuatu dengan kadar yang sama tiada membedakan diantara keduanya. Inilah sebagai wujud rasa ikhlas dalam setiap perbuatan Allah. Berbuat bukan karena sesuatu dan di sebabkan oleh sesuatu, juga bukan disebabkan oleh suatu apapun dan siapapun, perbuatan tersebut berangkat dari kesadaran diri sendiri.
Rasa ikhlas adalah yang ada, da sesuatu ya tidak diciptakan dari apapun dan siapapun, bukan pula disebabkan oleh suatu apapun dan siapapun, bukan pula adanya karena menginginkan suatu apapun n adan dan siapapun. Rasa ikhlas adalah sesuatu yang ada dengan sendirinya, tidak tergantung pada suatu apapun dan siapapun. Karena rasa ikhlas adalah unsur yang menyatu dengan Tuhan, yang menyertai dan meliputi setiap perbuat-Nya. Inilah hakikat rasa Ikhlas.
Rasa ikhlas adalah sesuatu yang dikerjakan dan diperbuat bukan karena sesuatu dan tergantung sesuatu, akan tetapi rasa ikhlas timbul dari kesadaran diri sendiri. Seseorang yang berbuat dengan rasa ikhlas, mereka dalam perbuatannya tidak mengharapkan imbalan berupa apapun dari sesamanya, misalnya disanjung dan dipuji, supaya mendapatkan kedudukan dan jabatan, mendapatkan imbalan berupa harta benda dan lain sebagainya. Begitu juga seseorang yang berbuat dengan rasa ikhlas, mereka tidak menginginkan imbalan dari Allah berupa pahala dan surga.
Seseorang yang dalam segala perbuatanya masih mengharapkan imbalan dari makluk dan Tuhannya, ini adalah perbuatan yang tidak ikhlas. Segala perbuatan yang masih mengharapkan imbalan, berarti mereka merasa bisa berbuat dan merasa mempunyai perbuatan, sehingga dia merasa berhak untuk mendapatkan imbalan dari setiap perbuatanya. Inilah salah satu pengetahuan tauhid dalam setiap perbua
tan manusia, diri manusia yang masih merasa bisa berbuat berarti telah menduakan Allah, sebagai salah satu sumber segala perbuatan yang ada dalam dunia ini. Kalau diri manusia masih merasa bisa berbuat, berarti manusia tersebut meyakini ada sumber perbuatan yang lain selain perbuatan Allah, yaitu perbuatan dirinya.
Sedangkan perbuatan ikhlas adalah perbuatan yang dilakukan tanpa meminta sebuah imbalan dari setiap perbuatan yang dilakuannya. Sebuah perbuatan yang dilakukan tanpa meminta sebuah imbalan, hanya bisa dilakukan pada diri yang merasa dirinya tidak bisa berbuat dan tidak mempunyai perbuatan. Diri yang selalu menyadari dalam setiap perbuatannya ada kekuatan Allah di dalamnya, tanpa kekuatan tersebut maka tiada satupun perbuatan yang dia lakukan. Inilah yang dimaksud tauhid perbuatan pada diri manusia.
Untuk mentauhidkan sholat kita, syahadat kita, zakat kita, puasa kita dan haji kita harus kita laksanakan dengan rasa ikhlas. Karena rasa ikhlas merupakan ciri-ciri dari segala perbuatan yang dilakukan oleh Allah. Allah menciptakan sesuatu dengan suka rela, Allah memberikan sesuatu pada setiap makluknya tanpa meminta imbalan berupa apapun, atau dengan maksud supaya disembah atau supaya ditaati. Semua Dia lakukan dengan rasa ikhlas, kepada setiap makluk-Nya, baik yang ingkar atau yang taat kepada-Nya, Dia selalu memberikan segala sesuatu dengan kadar yang sama tiada membedakan diantara keduanya. Inilah sebagai wujud rasa ikhlas dalam setiap perbuatan Allah. Berbuat bukan karena sesuatu dan di sebabkan oleh sesuatu, juga bukan disebabkan oleh suatu apapun dan siapapun, perbuatan tersebut berangkat dari kesadaran diri sendiri.
Rasa ikhlas adalah yang ada, da sesuatu ya tidak diciptakan dari apapun dan siapapun, bukan pula disebabkan oleh suatu apapun dan siapapun, bukan pula adanya karena menginginkan suatu apapun n adan dan siapapun. Rasa ikhlas adalah sesuatu yang ada dengan sendirinya, tidak tergantung pada suatu apapun dan siapapun. Karena rasa ikhlas adalah unsur yang menyatu dengan Tuhan, yang menyertai dan meliputi setiap perbuat-Nya. Inilah hakikat rasa Ikhlas.
Rasa ikhlas adalah sesuatu yang dikerjakan dan diperbuat bukan karena sesuatu dan tergantung sesuatu, akan tetapi rasa ikhlas timbul dari kesadaran diri sendiri. Seseorang yang berbuat dengan rasa ikhlas, mereka dalam perbuatannya tidak mengharapkan imbalan berupa apapun dari sesamanya, misalnya disanjung dan dipuji, supaya mendapatkan kedudukan dan jabatan, mendapatkan imbalan berupa harta benda dan lain sebagainya. Begitu juga seseorang yang berbuat dengan rasa ikhlas, mereka tidak menginginkan imbalan dari Allah berupa pahala dan surga.
Seseorang yang dalam segala perbuatanya masih mengharapkan imbalan dari makluk dan Tuhannya, ini adalah perbuatan yang tidak ikhlas. Segala perbuatan yang masih mengharapkan imbalan, berarti mereka merasa bisa berbuat dan merasa mempunyai perbuatan, sehingga dia merasa berhak untuk mendapatkan imbalan dari setiap perbuatanya. Inilah salah satu pengetahuan tauhid dalam setiap perbua
tan manusia, diri manusia yang masih merasa bisa berbuat berarti telah menduakan Allah, sebagai salah satu sumber segala perbuatan yang ada dalam dunia ini. Kalau diri manusia masih merasa bisa berbuat, berarti manusia tersebut meyakini ada sumber perbuatan yang lain selain perbuatan Allah, yaitu perbuatan dirinya.
Sedangkan perbuatan ikhlas adalah perbuatan yang dilakukan tanpa meminta sebuah imbalan dari setiap perbuatan yang dilakuannya. Sebuah perbuatan yang dilakukan tanpa meminta sebuah imbalan, hanya bisa dilakukan pada diri yang merasa dirinya tidak bisa berbuat dan tidak mempunyai perbuatan. Diri yang selalu menyadari dalam setiap perbuatannya ada kekuatan Allah di dalamnya, tanpa kekuatan tersebut maka tiada satupun perbuatan yang dia lakukan. Inilah yang dimaksud tauhid perbuatan pada diri manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar