KEHADIRAN DIRI SEJATI DALAM KEHIDUPAN
Kehadiran sejati adalah kesadaran murni. Kesadaran murni ini dibatasi oleh jiwa manusia. Jiwa manusia di wakili oleh pikiran dan emosi manusia. Jiwa adalah badan berbentuk gelombang elektro magnetik atau dikenal juga dengan istilah bioplasma.
Dalam jiwa inilah tersimpan data dalam bentuk gelombang yang di ikat oleh saraf dalam otak kita. Informasi pada jiwa ini bersifat dualitas yaitu kebaikan dan keburukan. Ada potensi yang siap untuk digerakkan, jadi informasi ini bersifat dorman atau informasi tidur. Tinggal manusia memilih mana yang akan dihidupkan, atau dalam istilah fisika mana yang mau digetarkan sehingga getarannya akan meresonansi informasi alam semesta dengan kesamaan frekuensi.
Jadi belenggu atau benteng penghubung antara dunia fisik dan kesadaran murni adalah jiwa kita. Kesadaran murni bersifat mutlak tidak memihak dan bersifat universal. Mutlak baik dan benar. Karena sesuai dengan fitrah kemanusiaan.
Untuk terhubung dengan kesadaran murni itulah manusia harus menyucikan jiwanya. Atau dalam istilah vibrasi atau getaran harus bergetar dalam frekuensi tinggi. Yang dalam buku Power vs Force dikenal dengan pure Consciousness.
Atau dalam istilah data... Data yang harus di masukkan atau dipakai adalah data kebaikan yang murni. Kebaikan yang Universal. Kebaikan yang bebas dari ego kepentingan individualistik.
Dalam istilah islam pembersihan jiwa itu disebut taubat dengan cara istighfar. Dan tidak cukup dengan istighfar ucapan saja, namun istighfar dengan tingkah laku untuk tidak mengulangi perbuatan itu lagi. Berpindah kuadran ke arah yang positif.
Jiwa yang bersih akan terhubung dengan kesadaran murni itu. Terhubung dengan jati diri kita yang siap untuk kita gunakan dalam kehidupan sehari - hari dengan passion kita. Karena jati diri ini terhubung dengan Tuhan, maka informasi dari Tuhan akan mengalir kepada kita sehingga mudah mendapatkan Info yang sesuai dengan kebutuhan kita. Dalam kondisi inilah subjek atau seseorang mengalami keadaan terilhami.
Dalam keadaan terilhami inilah yang akan mempercepat proses suatu tujuan atau tindakan. Karena tindakan itu sudah sesuai atau berada pada jalur yang lurus dan terpendek sehingga lebih cepat sampai, atau jalan tidak berliku - liku.
Perasaan subjek juga akan menjadi tenang dan damai tidak merasa khawatir dengan masa lalu dan masa depan. Karena dia yakin berada pada jalan yang lurus dan benar dan sudah hidup bersama dengan sang sumber yaitu Tuhan semesta Alam.
ST
~salam ~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar