CERMIN
Sudah banyak dikutip orang bahwa jika kamu tersenyum, maka orang dalam cerminpun tersenyum. Cerminnya sendiri tidak kepo. Haha.
Nah, kalau manusia sempurna memperlakukan akal budinya, dia dia akan memperlakukan akal budinya sebagai sebuah cermin.
Bagaimana itu?
Cermin tidak menggenggam, tidak menahan sesuatupun, sekaligus juga cermin tidak menolak sesuatupun. Dia menerima tapi tidak menyimpan. Okay?
Adakah orang yg bisa menggenggam bayangan di dalam cermin? Adakah orang yg bisa mengotori bayangan di dalam cermin? Adakah yg bisa mengambil atau membunuhnya?
Begitulah saya cerita sedikit saja "orang mukmin menjadi cermin bagi mukmin lainnya". Tidak sopanlah seorang seniman banyak bercerita jika ada ahlinya, yaitu para ustad. Kan keterlaluan kalau kita nyerocis soal kesehatan di hadapan seorang dokter.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar