Minggu, 31 Mei 2020

Ayat hakikat Taat

(("Siapa saja yg menta'ati Muhammad, sesungguhnya ia telah mentaati Allah. Dn siapa saja yg ingkar maka Kami tdk menyuruhmu untuk menjadi pemelihara bagi manusia"))
(QS: ANNISA - 80)

Jumat, 29 Mei 2020

Cahaya Muhammad

Mula" adalah Allah yg bersifat utuh, yaitu bersifat Jabar, Qahar, Jalal, Jamal dan Kamal. Lalu Dia pilah dn pilih sifat keindahan-Nya, yaitu Jamal dn KamalNya yg disebut Ahmad (Nur Muhammad), cahaya yg terpuji, yaitu cahaya yg terpuji.  

Disebut Ahmad krn Dialah keindahan bathin, yg di dhahirkan dlm bathin Muhammad. Sedangkan yg disebut "Muham" adalah keindahan Rupa dr Muhammad. Muhammad yg saya maksud adalah manusia keseluruhan.

Jadi nyatalah, bahwa manusia adalah Muhammad, keindahan bathin dn Rupa dr sifat keindahan dn kesempurnaan Allah. Yg Allah paripurnakan dlm junjungan kita Sayyidina Muhammad bin Abdullah.

Sehingga bila kita bershalawat, niscaya inputnya adalah kita sedang bershalawat kpd diri sendiri, beserta Allah dn pr malaikat. Untuk memperindah rupa dn bathin kita. Sedangkan outputnya adalah kita sedang menyebarkan salam keselamatan bg seluruh alam.

#cipt, khadhimul sirrul asrar

Kamis, 28 Mei 2020

Menaruh segala sesuatu pada tempatnya

Adat istiadat dan budaya adalah jiwa bagi kita, dan agama adalah prilaku kita.. Sedangkan spiritual adalah hati dan rasa kita. Begitulah para leluhur telah menanamkan benih keindahan dalam prilaku dan diwariskanya kepada generasi selanjutnya.

#cipt....
#quantumqalbu

Jalan Shalawat

بِسْمِ اللّــٰهِ الرَّحْــمٰنِ الرَّحِـيْمِ

{ اَللّـٰــهُمَّ صَلِّ عَـلـٰى سَـيِّــدِنَـا مُحَــمَّدٍ وَعَـلـٰى أٰلِ سَـيِّـدِنَـا مُحَمَّدٍ عَـرْشِ اسْتِـوٰئِى تَجَلِّيـَاتِكَ وَكُـنْـهِ هُوِيَّــةٍ تَنَزُّلاَتِكَ النُّوْرِ اْلأَزْهَرِ وَسِرِّ الْأَبْهَرِ وَالْـفَرْضِ الْجَامِعِ وَاْلوِتْـرِ اْلوَاسِعِ صَلَاةً أُشَاهِدُ بِـهَا عَـجَائِبِ الْمَلَـــكُوْتِ وَأَسْتَـجْلِــىَ بِـهَا عَـرَائِشَ الْجَــبَـرُوْتِ وَأَسْتَمْطِرُ بِـهَا غُـيُوْثَ الرَّحَمُوْتِ وَأَرْتَضُ بِـهَا عَنْ إلـٰىقَـةِ نَسُوْتِ اْلبَـهَمُوْتِ يَالاَهُوْتَ كُلِّ نَاسُوْتِ يَـا اَللّـٰــهُ }

[ Maka bagi yang mengucapkan selawat atas Nabi, pada hakikatnya memperolehi rahasia darinya. Abadikanlah oleh anda mengenai hal yang demikian itu dengan penerimaan yang sempurna, sehingga habiskanlah semua waktu anda dalam upaya mencintai Nabi Sallallahu 'alaihi wasallam. Apabila anda telah melaksanakannya, niscaya ALLAH akan menyingkapkan kepada anda pelbagai keindahan berupa hakikat Muhammadiyyah. Kemudian di dalam kandungan keindahan Nabi ini, anda akan naik kepada musyahadah untuk menyaksikan keindahan Wujud Mutlak ALLAH Subhanahu wa Ta 'Alaa karena Nabi Muhammad Sallallahu 'alaihi wasallam berasal dari Nur Dzat-NYA. Salah satu indikasi faktual keduniawian untuk menunjukkan bahwa Nabi Muhammad Sallallahu 'alaihi wasallam diciptakan dari Nur Dzat-NYA adalah bahwa bayang-bayang tubuh Nabi tidak sampai jatuh mengenai bumi, sebagaimana bayang-bayang manusia lain pada umumnya.

Apabila anda telah membiasakan diri untuk tetap berselawat kepada Nabi, maka anda termasuk di antara orang-orang yang mewarisi sang Nabi serta menjadi imam atau panutan yang memberi petunjuk kepada segenap makhluk. Begitulah pernyataan yang keluar dari sebuah risalah berjudul Igaṡah al-Lihfan wa Mu’anisah al-Wilhan, yang ditulis oleh Syeikh Masyayikhina Quṭb az-Zaman Mawlana Syeikh ‘Abd al-Karim Muḥammad Ibn ‘Abd al-Karim as-Samman q.s.

Menurut Syeikhuna al-‘Arif bi Allah Mawlana Syeikh as-Siddiq Ibn ‘Umar Khan r.h. di dalam Syarh Qasidah ‘Ayniyyah:

“Ketahuilah bahwa Syeikh kami, ‘Abd al-Karīm as-Samman, adalah termasuk di antara ulama yang mengamalkan agama dengan kuat (qawwim) dan senantiasa berada di jalan (warid) Kalam yang qadim  (al-Qur’an), yang memerintahkan:

{ يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَ ابْتَغُوْا إِلَيْهِ الْوَسِيْلَةَ }

“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada ALLAH dan carilah wasilah yang mendekatkan diri kepada-NYA.” (al-Ma'idah: 35)

Pertanyaannya adalah apakah wasilah  yang paling mulia daripada Nabi Sallallahu 'alaihi wasallam dan apa pula wasilah (perantara) hamba untuk mengenal ALLAH yang lebih utama daripada Nabi Sallallahu 'alaihi wasallam? Jawabannya adalah Nabi kita Muhammad Sallallahu 'alaihi wasallam itulah merupakan wasilah dan wasiṭah yang paling mulia, lantaran ia diberi keutamaan (fadilah).

Dengan segenap harapan, memohon pertolongan ALLAH Subhanahu wa Ta 'Alaa dan barakah Nabi Muhammad Sallallahu 'alaihi wasallam agar Cahaya Muhammad dihadirkan di hadapan anda. Apabila anda mengucapkan selawat kepada Nabi pada saat itu, maka objektifnya yang diminta, yaitu ALLAH Sallallahu 'alaihi wasallam, akan hadir di sisi anda, persis ketika anda mengucapkan kalimat: “Allahumma Solli" (Ya ALLAH, sejah- terakanlah!). Dan begitu anda melafalkan: “ta” dalam kalimat “Sollayta” maka anda akan diingatkan secara spiritual bahwa yang mengucapkan selawat atas Nabi Sallallahu 'alaihi wasallam itu tidak lain hanyalah rahasia Nur-NYA yang mengalir pada segala sesuatu yang diperuntukkan bagi Nabi Sallallahu 'alaihi wasallam.

Maka ketahuilah bahwa seseorang yang masuk dari Pintu Nabi untuk sampai ke hadirat ALLAH Subhanahu wa Ta 'Alaa, yakni seseorang yang me-musyahadah-kan Nur Muhammad Sallallahu 'alaihi wasallam, maka, tentu saja dengan sebab musyahadah tersebut, ia akan sampai kepada musyahadah terhadap Dzat ALLAH Subhanahu wa Ta 'Alaa. Di samping itu, dia lebih sempurna ketimbang Sufi-sufi lain yang menempuh jalan lain, sekalipun juga sampai kepada musyahadah-NYA. Dia menjadi lebih sempurna daripada orang yang memperoleh musyahadah tersebut melalui jalan jazbah Ilahiyyah (yang secara spontan dirangkul oleh ALLAH). Orang yang menempuh jalan terakhir ini tidaklah betul-betul mencari atau mengadakan laku spiritual yang berat atau secara khusus, melainkan hanya mengikuti apa yang diperintahkan ALLAH dengan menegakkan sifat-sifat kehambaan yang biasa.

Adapun para nabi (anbiya') dan para wali (awliya') yang mengenal Dzat ALLAH dengan sebab memandang dan menyaksikan (musyahadah) Nur Muhammad Sallallahu 'alaihi wasallam, mereka itulah para nabi dan para wali yang disebut dan diposisikan di bawah qadam  Nabi kita Muhammad Sallallahu 'alaihi wasallam. Lantaran itu pula Syeikhuna yang disebut di atas memberikan ijazah kepada saya yang fakir ini lantaran me-musyahadah-kan Nur Muhammad Sallallahu 'alaihi wasallam tersebut. Syeikh kami – Syeikh as-Siddiq Ibn ‘Umar Khan r.h. – itu berpesan kepada saya:

“Musyahadah-kanlah Nur Muhammad Sallallahu 'alaihi wasallam, karena ia mengalir ke dalam setiap rahim dan batang tubuhmu serta pada segala ka’inat (segala sesuatu yang ada) laksana mengalirnya air dalam tumbuh-tumbuhan. Insya-ALLAH ... ALLAH akan menyingkapkanmu keindahan Dzat-NYA Yang Wajib al-Wujud Yang Suci. Hal ini menjadi syarat bagi para hamba untuk dapat mengenal-NYA, sebab ALLAH tidak mungkin dapat dikenal melainkan dengan Nur-NYA yang mengalir pada kita semua para hamba-NYA dengan perantara Nur Muhammad Sallallahu 'alaihi wasallam. Sedangkan, tubuh kita yang kasar dan zulmah (hina) ini sama sekali tidak dapat mengenal-NYA.” ]

» Syeikh Muhammad Nafis Ibnu Idris Al-Banjari - (Ad Durr An Nafis).

(( للهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد النور الذاتي والسر الساري في سائر الاسماء والصفات وعلى أله وصحبه وسلم ))

" اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ صَلَاةً تَكُوْنُ لَكَ رِضَاءً وَلِحَقِّهِ أَدَاءً وَأَعْطِهِ الْوَسِيْلَةَ وَابْعَثْهُ الْمَقَامَ الْمَحْمُوْدَ الَّذِيْ وَعَدْتَه وَاجْزِهِ عَنَّا مَاهُوَ أَهْلُهُ وَاجْزِهِ أَفْضَلَ مَا جَازَيْتَ نَبِيّا عَنْ أُمَّتِهِ وَصَلِّ عَلَيْهِ وَعَلَى جَمِيْعِ إِخْوَانِهِ مِنَ النَّبِيِّيْنَ وَ الصَّالِحِيْنَ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْن "

Sabtu, 23 Mei 2020

Rahmad, syafaat dan berkah

Ngaji C.I.N.T.A. 

Adalah Sayyidina Muhammad yg Allah karuniai sifat Abdun, yg merupakan tajalli lahir dn bathin Allah, yg terjadi dr keindahan Allah. 

Kelahiran Sayyidina Muhammadpun, dan sebelum beliau dilahirkan melalui proses yg panjang, yakni dr awal alam dn sgl makluk diciptakan Nur Sayyidina Muhammad lah menjadi bahan untuk penciptaan". Dlm diri Adam, dlm diri Nabi Ibrahim, dlm diri Nabi Musa, dlm diri Nabi Isa, hingga beliau dilahirkan dr rahim ibunda Siti Aminah. Dengan demikian bahwa Sayyidina Muhammad adalah Nabi yg Awal (Wal Awwal). Dan beliaupun disebut Nabi yg terakhir (Wal Akhir), krn Nur beliau kembali pd posisi Awal setelah Beliau wafat, sama seperti disaat beliau belum terlahir. Seperti saat Nur beliau ada dlm diri Nabi Adam, dalam diri Nabi Ayub, dalam diri Nabi Zakaria dan Nabi" yg lainya. Sekarang setelah beliau berpulang,  pun Nur beliau berada dlm setiap diri Umatnya, yg menggerakan umatnya untuk shalat, beramal shaleh, bertauhid, bershalawat dn sgl bentuk kebaikan yg lain. 

Dengan demikian, beliaulah Nabi, petunjuk dn pelita yg mampu memberi syafaaf dan pertolongan kini dn nanti. Syafaat adalah hak priogratif Rasulullah dr Allah, bg umatnya, untuk memberikan pertolongan, bimbingan dan siapa" yg berhak beliau selamatnya. Yg mana Allah sendiri tdk mau menginterfensi hak syafaat beliau, dn walaupun Allah mampu menginterfensi, meskipun Dia berkuasa atas segala hal. 

"Kalau Rasul sudah memberi syafaat pd seseorang, Allahpun merahmati dn meridhainya, Rahmad dn ridha Allah tdk pernah berseberangan dgn syaafaat Rasulullah. Bahkan Allah tdk akan merahmati dn meridhai seseorang tanpa syafaat Rasulullah. Seperti halnya Allah tdk meridhai seseorang sebelum orang tuanya ridha kepadanya. Allahpun tdk akan meridhai HambaNya, sebelum Rasulullah pun ridha kepadanya, dgn syafaat beliau.

"Dan hny Iblislah yg ke Allah tanpa melalui syafaat dn wasilah dr Sayyidina Muhammad."

Shallu ala Muhammad.

#cipt, khadhimul sirrul asrar
#sedulur
#sekumpul

Jumat, 22 Mei 2020

Jalan diri

Jalan hening.

“Siapa yang mengenal Tuhan-Nya, lidahnya akan menjadi bisu”.

Maulana Rumi salah satu sufi yang memberikan ruang khusus dalam menjelaskan persoalan hening dan diam. Namun kira-kira mengapa kaum sufi begitu menaruh perhatian tentang diam dan hening? Berikut ini diantara beberapa faktor yang menjelaskan posisi diam dalam persoalan tasawuf dan juga menjelaskan beberapa kareksteristik diam:

1. Rahasia Ilahi tidak sepantasnya diungkapkan di majelis-majelis yang sebagian besar dihadiri oleh orang-orang awam.

2. Diam atau hening salah satu dari adab suluk sebab diam akan mensucikan batin manusia. Syekh Sahal Tustari (salah satu sufi besar) mengatakan, “hening tak akan dicapai dengan sempurna kecuali dengan khalwat, dan taubat tidak akan benar kecuali dengan hening”.

3. Maulana Rumi dalam Matsnawi mengatakan: 

Jika engkau tak ingin dihasut syaitan,
Hilangkan ego dan keakuan dan berlindunglah pada kejujuran,
Jika kau tak punya kejujuran, paling tidak, diamlah. Karena perkataan  menegaskan ‘kita’ dan ‘saya’.
Perkataan yang menetap di hati akan menguatkan nalar,
Efek dari diam, nalar jiwa akan menemukan segala yang dicari. Namun saat kau berkata, nalarmu yang sangat aktif, Kurangilah nalarmu agar kau tetap baik,
Seseorang yang kurang bicaranya, pikirannya tinggi, Namun saat bicara yang banyak, nalar pun sirna.

4. Bagi Rumi tanpa bahasa adalah suatu bentuk dari bahasa itu sendiri. Maksudnya terkadang dalam memahami sesuatu yang tak terpahami bisa melalui keheningan dengan bertanya ke dalam diri kita.

5. Diam pada hakikatnya dipahami sebagai suatu pengalaman. Khususnya makrifat terkait dengan Tuhan pada tahapan tertentu tak lagi mampu terwakili oleh kata-kata. Disini manusia membutuhkan suatu bentuk keheningan agar manusia dapat memahaminya melalui pengalaman ke dalam diri yang paling batin.

6. Kata Rumi dalam Matsnawi:

Seorang arif mulutnya tertutup, namun hatinya penuh rahasia, Mulutnya tak bergerak, namun ada lantunan melodi di dalam hatinya, Para arif yang telah meraih medali Ilahi, meski rahasia bersama dirinya, Namun mereka menyembunyikannya.

Ia mengajarkan rahasia perbuatan kepada siapa saja yang lidahnya diam, dan mulutnya tertutup.

7. Pada prinsipnya, alam makna adalah alam keheningan (tanpa bentuk dan tanpa materi) yang justru bertindak sebagai penggerak alam materi. Oleh sebab itu tak heran jika para sufi mengarahkan seluruh eksistensinya menuju alam keheningan.

8. Keheningan akan membuahkan kemurnian dan dari kemurnian akan membuahkan bahasa yang paling indah sebagaimana yang dihasilkan oleh kaum sufi dalam membahasakan pengalamannya.

9. Kata Maulana Rumi:

Makanan Nafsul Muthmainnah adalah diam, Makanan Nafsun Nathiqah adalah perkataan.

10. Diam termasuk salah satu faktor yang mampu memisahkan antara hak dan batil. Tanpa simbol dan kesirnaan mutlak dapat ditemukan dalam keheningan. Saat manusia diam, rahasia-rahasia akan mendekat kepadanya dan hatinya terbuka dalam mendengarkan rahasia-rahasia.

11. Esensi diam sangat terkait dengan esensi cinta. Mereka yang memahami makna diam akan memahami pula makna cinta sebab ada kaitan erat antara cinta dengan diam dalam tradisi sufi.

Allahu a'lam ..

Selasa, 19 Mei 2020

Qarin

Apa itu Qarin...?!.

"Bahwa setiap anak yg terlahir didunia sll disertai malaikat dan Jin Qarin, untuk mendampingi ". Al-Hadist.

Pendampingan tersebut, bertujuan untuk menjadikan manusia itu mempunyai sifat Alamiah. Agar ia belajar akan kehidupan, agar mereka paham akan pengorbanan dn perjuangan, sehingga menjadi manusia yg sempurna.

Pendamping malaikat, untuk menghembuskan (membisikan) ketaatan dn ketaqwaan kepada Allah, untuk menumbuhkan sifat yg baik dn indah.

Sedangkan Qarin, bertujuan untuk membisikan kemungkaran, ingkar kpd Allah dn sgl sifat" yg buruk. Dgn cara memupuk nafsu, ego dan keakuan manusia, sehingga ia banyak keinginan", tdk bersyukur dn keras hati. Jadi, Qarin ini bertugas mempengaruhi jiwa dan pikiran manusia untuk cenderung ingkar kpd Allah. Jadi jgn bangga dgn pendamping Qarin, krn ia lah yg menarik Khadam dr setiap dzikir"mu, agar ia berteman dgn mu.

Dengan adanya dua hal tersebut, sehingga manusia itu mengenal perjuangan dn pengorbanan. Jihad kpd nafsu dn egonya, untuk mencapai insan kamil, sesungguhnya ia sedang berperang dgn Qarinya sendiri.

Jadi, Qarin itu bukan untuk pembenaran seseorang untuk berteman dn bersekutu dgn jin, semisal khadam. Tapi justru hrs kita perangi, kita jauhi....walaupun ia tdk pernah menyerah selama jasad dan nyawa masih ada.

Nah, apakah Rasululullah dn pr Wali ada Qarin-nya...?!. Jawabnya adalah Tidak, krn Qarinya sdh kabur, krn dlm diri beliau sdh terbit Nur Muhammad, cahaya yg tdk bisa disentuh oleh pr Jin dn Iblis.

Begitu jg kita, untuk terbebas dr pengaruh Qarin, perbanyaklah bershalawat, agar cahaya Muhammmad menyelimuti lahir dn bathin kita, agar sgl bentuk Qarin dn jin" yg lainya, pergi dr diri kita. Tergantikan cahaya Muhammad, sehingga cahaya keindahan itu menyinari ahlaq kita.

Bismillah..

"Sesungguh nya demi kesempurnaan ciptaan, di ilham kan 2 jalan pada jiwa, ia itu jalan ketaqwaan dan jalan kefasikan, beruntung lah bagi yang mensuci kan (jiwa) nya dan merugi lah bagi yang mencemari (jiwa) nya".

(QS. As-Syam :7-10).

#cipt, khadhimul sirrul asrar
#sekumpul
#sedulur.....

Senin, 18 Mei 2020

Cahaya itu bernama Muhammad

MUHAMMAD SANG CAHAYA 
"""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""
         Dikutip oleh :
        جعفر الدين الجيلان الصدق

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
بسم الله الرحمن الرحيم
وما محمد الا رسول

Saudara-saudariku hamba  الله yang saya hormati sekalian...............

Nur (Cahaya) adalah :
Penerang Kegelapan.
Yang terpekat dari semua kegelapan adalah :
Kebodohan. Sebab >
Menerangi semua ruang kegelapan dan kebodohan itu, haruslah Nur yang paaaaaling terang yang mampu menerangi seluruh titik-titik gelapnya kehidupan.
Dari itulah.......
Para Sufi menyebutnya dengan sebutan sebagai :
" Nur Muhammad "
Dengannya lah kegelapan alam dan kebodohan ummat manusia dapat tercurah dengan pencerahan Cahaya kemanusiaan yang dikokohkan.
Allah Ta'ala berfirman dalam Surah Al- Maidah. Ayat 15 dan 16 yaitu :

(15).
يأهل الكتب قد جاءكم  رسولنا يبين لكم كثيرا مما كنتم تخفون من الكتب و يعفوا عن  كثير°
قد جاءكم  من الله نور و كتب مبين
Artinya :

" Hai ahli kitab ......
Sesungguhnya  telah datang kepadamu Rasul Kamu menjelaskan kepadamu banyak dari isi Al- Kitab  yang kamu sembunyikan, dan (banyak pula) dibiarkannya. Sesungguhnya telah datang cahaya dari الله dan kitab yang menerangkan."

(16).
 يهدى به الله من اتبع رضونه، سبل السلم يخرجهم  من الظلمت الى النور بأذنه - و يهديهم الى صرط مستقيم
Artinya :

" Dengan kitab itulah الله menunjukkan orang-orang yang mengikuti keridha'an-Nya kejalan keselamatan.
Dan (dengan kitab Itu pula) الله mengeluarkan orang-orang dari kegelapan kepada Cahaya yang terang-benderang dengan seizin- Nya, dan menunjuki merekan kejalan yang lurus."

****
Saudara-saudariku sekalian........

Dalam dua Ayat yang saya  sebutkan diatas, bahwa الله menyatakan :
Pancaran Nur Muhammad dengan dasar mistis-mistis Islam :

-.Kitab yang jelas (كتب مبين).
- Jalan keselamatan(سبل السلم).
- Petunjuk (يهدى به).
Dan jalan yang lurus (صرط مستقيم).

Dengan kata lain saudara-saudariku sekalian,  memahami :
 " Kitab Realitas " 
Manusia memerlukan perantaraan cahaya  kenabian.
Dalam masalah ini adalah
" Nur Muhammad "

Ini adalah mustahil melihat, apalagi membaca dan memahami Ayat dan Petunjuk Alam Semesta dalam kegelapan.
Sebab : 
Sebagai Cahaya ILahi ......
Muhammad diutus  untuk 
" Menjelaskan (ليبين) " seluruh hamba dan petunjuk Alam Semesta.
Qur'an Surah. Ibrahim Ayat : 7, menjelaskan :

وما ارسلنا من رسول الا بلسان قومه، ليبين لهم، فيصل الله من يشاء و يهدى من يشاء° وهو العزيز الحكيم
Artinya :

' Kami tidak mengutus seorang Rasul pun melainkan dengan bahasa kaumnya, agar ia bisa memberi penjelasan dengan terang kepada mereka. Maka الله menyesatkan siapa yang Dia kehendak, dan memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan Dia- Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana."

Dari itulah saudara-saudariku sekalian........

Mengapa kenabian Muhammad dimulai dengan sebuah Titik :
أقراء بسم ربك

" Iqra' Bismi Rabbika "

Mulailah segala sesuatu dengan perspektif Ilahi yaitu " Dengan Nama Tuhan-mu." yang menyeluruh.

Tanpa perspektif tersebut...
Tentu segala sesuatu akan  kacau dan kabur.
Dengan mudah orang akan kehilangan keterangan dan tujuan, kemudian terjerat dan tersesat oleh sulitnya pantulan- pantulan  realitas.

****
Minat yang kuat pada detail, pantulan, Atom, molekul, virus, kasus, bidang, isu dan segala hal yang partikular - individual mengemukakan sebagai pelarian yang alami.
Dan dengan landasan trial dan error.
Misi penciptaan manusia tersedot pada penyelidikan mengenai clurlles, Nitty Britty dan potongan-potongan informasi yang bertebaran.. 

****
Saudara-saudariku...

Sangat sulit kita membedakan orang seperti diatas dengan pejalan yang tertatih-tatih didalalam kegelapan.
Sebab : Keduanya sama-sama suka bermain dalam trial dan error.
Kemudian merasa aman dengan menjamah segala yang ada didepannya.
Firman الله Ta'ala :

" Perumpamaan mereka yaitu Munafiqin seperti orang yang menyalakan 🔥 api. Ketika 🔥 itu menerangi sekitarnya, الله menghapus cahaya mereka itu, dan meninggalkan mereka dalam kegelapan tanpa bisa melihat."
(QS. Al- Baqarah : 17) 

 
****
Muhammad sebagai Nur... Berkaitan erat dengan peta yang jelas yaitu :
" Kitabun Mubin dan Shirathal Mustaqim "

Dengan bantuan Nur Muhammad .....
Petunjuk-petunjuk peta   bara akan bisa terbaca...
Dan perjalanan akan menjadi mudah.
Sebaliknya.......
 Dalam kegelapan...
Peta tak akan bisa terbaca. Dan semua petunjuk menjadi tidak nyata.
Akan tetapi....
Peta yang jelas dan pelita yang terang, tidak akan berarti tanpa pungsi penglihatan yang baik' pada pelaku perjalanan.
Itulah... Mengapa selain diutus sebagai Nur yang menerangi Alam, Muhammad juga diutus untuk menerangi diri manusia.
Allah berfirman :

كما ارسلنا فيكم رسولا منكم بثلوا عليكم، ءايتنا و يزكيكم و يعلمكم  الكتب والحكمة و يعلمكم مالم تكونوا تعلمون
Artinya :

" Sebagaimana (Kami telah menyempurnakan nikmat kami kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu Rasul diantara kamu yang membacakan Ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kamu Al- Kitab dan Al- Hikmah serta mengajarkan kamu apa yang belum kamu ketahui." 
(QS. Al- Baqarah :151)

****
Atas dasar Ayat yang saya sebutkan diatas ini....
Kehadiran Muhammad sebagai Pelita yang menerangi (Sirajan Muniran Qur'an Surah : Al- Ahzab. Ayat : 46)
Bukan bersifat insidental tetapi bersifat esensial terhadap pemciptaan Alam Semesta ini.
Nur Muhammad adalah :
Rasion d,atre  penciptaan Alam Semesta. Sebab :
Tanpa Nur tersebut....
Alam menjadi gelap dan manusia-manusia menjadi buta, sampai  Sia-sialah pemciptaan tersebut.

Dalam konteks keterangan saya inilah ........
Kita dapat memahami dan mengetahui Hadits Qudsi yang berbunyi :

لولك يا محمد لما خلقت الأفلؤ

" Tanpamu wahai Muhammad, tidak akan Aku- jadikan Alam Raya ini."

Dalam Hadits Qudsi yaitu lain juga الله berfirman :

" Pertama yang dijadikan adalah Cahaya Muhammad."

****
Menurut Mulla Sadra :

Hadits ini tidak bertentangan dengan hadits yang menegaskan akal sebagai awal pemciptaan, sebab :
Akal dan Nur Muhammad mempunyai pungsi yang identik.
Melalui keduanya .....
Tujuan utama Pencipta adalah :
" Pengenalan dan Penyembahan kepada الله bisa tercapai."

****
Dirancang kematian.....
Syibli melantunkan bait-bait puisinya sebagai berikut :

" Setiap 🏠 yang engkau diami...

Tidak membutuhkan lampu sama sekali....

Dan pada hari ketika bukit-bukit dibawakan...

Maka buktiku Adalah wajahmu..... "

*****
Dalam Mantiq Ath- Thayr ..
Fariduddin Attar bersya'ir :

" Yang pertama-tama muncul dari kedalaman yang tidak terlihat adalah cahaya Beliau yang Murni...

Tidak perlu dipertanyakan dan tidak perlu diragukan lagi ....

Cahaya yang tinggi ini.... Membuka tanda-tanda- tahta, kursi, pena, dan lembaran catatan dengan begitu muncul...

Satu bagian dari cahaya yang murni menjadi dunia. Dan bagian lain menjadi Adam, dan benih ummat manusia.....

****

Jika begitu saudara-saudariku sekalian..........

Betapapun Tingginya dan Agungnya Nabi Muhammad sebagai utusan-Nya untuk menerangi Alam Semesta raya ini.......
Beliau tetap mesti ditegaskan sebagai :
" Abduhu (عبده) "

Dan menurut beberapa riwayat........
Predikat  " Abduhu " itu memang demikian disenangi oleh :
Nabi Muhammad Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam

Sungguh .............. !!!!
Dalam kehambaan itu.....
Nabi dan semua manusia menemukan kebebasan dari segala beban dan ketenangan yang tiada terkira, sebab :
Keyakinan si Hamba bahwa :
" Tuannya adalah Tuhan yang Maha Pengasih lagi  Maha Penyayang "

صدق الله العظيم
Shadaqallaahu 'Azhiim...
امين اللهم امين 
Aamiin Allaahumma aamiin.................
والسلام
Penulis ✍️ asli :
جعفر الدين الجيلان الصدق

Minggu, 17 Mei 2020

Titik Ba'

MENCARI ILMU TITIK BA

Yang dimaksud Ilmu Titik Ba itu ialah ilmu Ma'rifatullah dan ilmu ini bukan ilmu yang sembarangan didapat. Ada syaratnya ada gurunya ada usahanya.

Bukan dengan cara membaca ilmu hakikat lalu kita telah ma'rifat itu namanya masih meraba-raba, menebak-nebak dan berprasangka semata, bukan makrifat buah dari perjalanan sendiri, hingga merasakan dan mengalami sebdiri.

Ilmu ma'rifat ialah ilmu yang pernah Allah ajarkan dahulu tatkala kita masib berada di "Alam Syahadah" yaitu alam sebelum alam rahim ibu.

“Kuntu kanzan makhfiyyan wa ahbabtu an u’rafu fa khalaqtu al-khalq li ya’rifuni”
(Aku ialah khazanah yang tersembunyi, dan Aku ingin dikenal, maka Kuciptakan makhluk untuk mengenal-Ku).

Namun ilmu ini terlepas saat kita terlahir kedunia, dan musti kita cari kembali sebelum meninggal dunia. Ilmu yang wajib kita pelajari untuk sampai ke hadiratNya, yaitu Ilmu Hakikat dan Makrifat.

Firman Allah dalam Al-Quran :
“Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku. (Mengenal-Ku)” (QS. Adz-Dzariyaat 51: 56)

Seluruh isi kandungan Kitab Al-Qur'an itu terangkum dalam Surat Alfatihah, dan rangkuman Alfatihah itu ada di Bismillah, dan seluruh rangkuman Bismillah itu terangkum didalam "Titik" didalam Ba.

Misalkan air laut dijadikan tinta, dan daun-daun diseluruh jagat ini dijadikan kertasnya, masih belum cukup untuk menuliskan ilmu Allah.

Ilmu Allah itu luas, engkau tidak akan pernah bisa menyelami semua ilmuNya karena keluasanNya, yang harus engkau lakukan saat ini hanyalah perlu memahami satu titik saja untuk memahami keluasanNya, di titik Ba itu.

Sayyidina Ali berkata :
“Aku adalah titik di bawah huruf Ba pada Basmalah”.

Huruf Ba tanpa Titik ibarat Dzattul Haq Allah yang sudah ada ketika segala sesuatunya belum ada atau belum diciptakan yang selanjutnya karna Dzattulhaqq inilah tercipta Alam semesta atau tercipta segala sesuatunya menjadi ada.

Tanda titik didalam huruf Ba itu berjumlah satu, misalnya titik itu diberikan pada huruf Nun, bentuk huruf nun sama dengan huruf Ba kecuali beda letak titik. Bila titik disimpan diatas, maka disebut Nun. Bila disimpan dibawah, maka disebut Ba.

Sebelum Dia menciptakan Alam semesta, lebih dahulu Dia menciptakan kalam. Kalam tersebut diperintahkan oleh-Nya untuk mencatat semua khazanah-Nya. Titik Nun melambangkan khazanah yang tersembunyi itu (kuntu kanzan makhfiyyan).

Titik Nun lalu diturunkan sehingga dia tidak lagi dilingkupi oleh sebuah wadah. Ketika itu nun berubah menjadi Ba, dengan tujuan agar khazanah-Nya dapat dikenal (wa ahbabtu an u’rafu). Setelah itu, Allah menciptakan makhluk (fa khalaqtu al-khalq), sehingga Dia dapat dikenali.

Dikatakan oleh para sufi bahwa Allah menyimpan semua ilmu pada huruf Ba dalam ungkapan yang berbunyi :
"Bi Kana Wa Ma Kana. Bi Yakunu Wa Ma Yakunu. Fa Wujudul ‘Awalimi Bi"
Artinya: "Hanya dengan izin-Ku segala sesuatu yang telah ada itu dapat terwujud, dan hanya dengan izin-Ku sajalah semua yang akan ada dapat terwujud."

Atau sederhananya.
"BI KANA MA KANA, BI YAKUNU MA YAKUNU, FAWUJUDUL AWALIMI BI" (Dengan AKU ada apa saja yang telah ada dan dengan AKU akan ada apa saja yang akan ada maka semua alam ini adalah denganKU)

1) Bi kana ma kana Maksudnya: BersamaKU ada apa yang telah ada. apa yang telah ada? Nur Ala Nur  (Nurullah) kemudian di ikuti dengan..

2) Bi kanu ma yakunu Maksudnya: BersamaKU akan ada apa saja yang akan ada. Apakah yang akan ada? Nur Muhammad, Asal Kejadian atau hakikat Muhammad yang berasal dari Wujud, Ilmu, Nur, Shuhud.
Yakni asal Wujud daripada Dzat, asal Ilmu daripada Sifat, asal Nur Daripada Asma dan asal Shuhud daripada Af’al yang semuanya asal daripada Allah. Lalu kepada..

3) Fa wujudul ‘awalimi bi Maksudnya: Adanya sekalian alam ini adalah denganKU.

Sehingga dengan demikian lebih jelasnya bahwa wujud alam dan seluruh isinya hanyalah karena izin Allah dan hakikat segala perwujudan ini adalah atas nama Allah belaka.

Semua itu, menandakan bahwa Allah berkenan bahkan senang apabila perbuatan, nama-nama, dan sifat-sifat-Nya dikenal oleh manusia. Jadi, titik Ba pada bismillah merupakan pintu gerbang dan sekaligus gudang yang menyimpan segala khazanah-Nya.

Wallahu a'lam

Sabtu, 16 Mei 2020

Junaid, tentang fana

Syibli meriwayatkan : Aku pergi mengunjungi Abul Husain Ahmad an-Nuri. Aku dapati ia sedang bermeditasi dan tak sehelai rambutnya pun yang bergerak.

“Dari siapakah engkau belajar meditasi yang seperti ini?,” aku bertanya kepadanya.

“Dari seekor kucing yang duduk di lubang tikus,” jawab Abul Husain Ahmad an-Nuri. Binatang itu malah lebih tenang daripada aku.”

Hal ini akan berdampak pula dalam kehidupannya orang bijak ini akan terlepas dari pahala sebab akibat, mencapai tahap yang teramat stabil dan ketenangan luar biasa (tak tergoyahkan oleh fenomena apapun juga).

Abu 'l-Husain al-Nuri adalah penduduk asli Baghdad. Dia adalah seorang teman al-Junaid dan tokoh Sufi seperti Abu Bakr asSyibli dan Huseyn Manshur al-Hallaj di wilayah tersebut.

Namanya "Nuri" berarti "Manusia Cahaya"

Al-Nuri taat beragama dan memiliki temperamen pertapa. Dikatakan bahwa ketika dia berangkat kerja di pagi hari, dia akan membeli beberapa roti dan kemudian membagikannya kepada orang miskin dalam perjalanannya. Dia kemudian akan pergi ke masjid dan berdoa sampai tengah hari sebelum tiba di tempat kerja - tidak pernah makan makanan untuk dirinya sendiri.

Tetapi bahkan dengan belas kasih dan perjuangannya, pada titik tertentu ia menjadi frustrasi karena ia masih diterpa hasrat dan tidak menembus kebenaran batin mistik. Dia kemudian membuat tekad kuat untuk mengikuti kehendak Tuhan dalam segala hal dan tidak terganggu oleh kenyamanan dan keinginan. Dia bertekad untuk menghadapi setiap aspek dirinya, bahkan mempertimbangkan kemungkinan bahwa usaha keras dan kerja kerasnya di masa lalu adalah kemunafikan - sebuah tekad untuk menyingkirkan semua kepalsuan dan penghalang antara dirinya dan Tuhan.

Dalam proses ini, dia mulai menyadari bahwa pikiran kedagingan, diri yang palsu, dan keakuan, mengklaim sebagian dari semua yang disentuh hati. Jadi, ketika Tuhan mengirimkannya wawasan ilahi, identitas yang mencengkeram ini mencuri sebagian darinya - yang menjelaskan kemiskinan pengalaman mistiknya sampai titik itu.

Tentang perjalanan spiritualnya:
Pernah ku dengar bahwa hati para mistik merupakan alat yang amat awas dan mengetahui rahasia segala sesuatu yang terlihat dan terdengar oleh mereka. Karena aku sendiri tak memiliki hati yang seperti itu, maka aku pun berkata kepada diriku sendiri : “Ucapan-ucapan para Nabi dan manusa-manusia suci adalah benar. Mungkin sekali aku telah bersikap munafik dalam usahaku selama ini, dan kegagalanku ini adalah karena kesalahanku sendiri. Di sini tak ada tempat untuk berbeda pendapat. Sekarang aku ingin merenungi diriku sendiri sehingga aku benar-benar mengenalnya.”

Maka, aku merenungi diriku sendiri. Ternyata kesalahanku adalah bahwa hati dan hawa nafsuku bersatu. Bila hati dan hawa nafsu berpadu, celakalah! Karena jika ada sesuatu yang menyinari hati, maka hawa nafsu akan menyerap sebagian daripadanya. Sadarlah aku bahwa hal inilah yang menjadi sumber dilemma yang ku hadapi selama ini. Segala sesuatu yang datang dari hadirat Allah ke dalam hatiku, sebagian diserap oleh hawa nafsuku.

Sejak saat itu, segala perbuatan yang diperkenankan oleh hawa nafsuku tidak ku lakukan. Yang aku lakukan adalah hal-hal lain yang tak disukainya. Misalnya, apabila hawa nafsuku berkenan jika aku Shalat, berpuasa, bersedekah, menyepi atau bergaul dengan sahabat-sahabatku, maka aku melakukan hal yang sebaliknya. Akhirnya segala hal yang diperkenankan hawa nafsuku dapat ku buang dan rahasia-rahasia mistik mulai terbuka di dalam diriku.

Suatu hari aku berdialog dengan diriku sendiri :
“Siapakah engkau,” aku bertanya.

“Aku adalah mutiara dari Lubuk Tanpa Hasrat.” Terdengar jawaban. “Katakan kepada murid-muridmu, lubukku adalah Lubuk Tanpa Hasrat dan mutiaraku adalah Mutiara dari Lubuk Tanpa maksud.”

Kemudian aku turun ke sungai Tigris 
“Aku tidak akan beranjak dari tempat ini,” aku berkata. “sebelum ikan terjerat ke dalam jalaku.”

Akhirnya masuklah seekor ikan ke dalam jalaku. Ketika ku angkat jalaku itu, akupun berseru : “Alhamdulillah, perjuanganku telah berhasil.”

Aku menunjungi Junaid dan berkata kepadanya : “Sebuah karunia telah dilimpahkan kepdaku.”

“Abul Husain Ahmad an-Nuri, junaid menjawab, “Jika yang terjerat oleh jalamu itu adalah seekor ular, bukan seekor ikan, itulah pertanda sebuah karunia. Karena engkau sendiri telah campur tangan. Hal itu hanyalah sebuah tipuan, bukan sebuah karunia. Tanda dari suatu karunia adalah bahwa engkau sama sekali tidak ada di sana lagi.”

Sejak saat itu, ia menggagalkan diri palsu itu di setiap kesempatan. Bahkan dalam melayani orang lain, jika dia menemukan pikiran kedagingan mendapatkan kepuasan, dia dengan cepat berhenti dan mencari cara baru untuk membantu orang lain. Al-Nuri mengatakan bahwa dengan melakukan ini dia perlahan menemukan jalan menuju wawasan mistik yang sejati.

Rabu, 13 Mei 2020

makna memaafkan

Makna  maaf memaafkan

Dasarnya adalah menuntun kesadaran pribadi kepada kesadaran universal hingga tidak ada diskriminasi, perbedan suku, ras, agama, kelompok atau apapun dan tidak merasa lebih baik, lebih pandai, lebih mengetahui karena keseluruhan saling terhubung menjadi perenungan bagi diri sendiri hingga ikhlasnya menjadi ketenangan jiwa.

Ikhlas dalam segala keadaan didalam dan diluar diri sendiri yaitu menerima segala keadaan yang dijalani dan memahami bahwa dasar segala keadaan tidak akan terjadi jika bukan telah ditentukan akan terjadi maka ada pelajaran untuk diri sendiri dibalik setiap keadaan yang terjadi

Ikhlas dalam segala prilaku dan ucapan didalam dan diluar diri sendiri yaitu segala prilaku dan ucapan yang dilihat, didengar dan dirasakan adalah kenyataan yang tidak akan terjadi jika bukan kuasa dari Allah ditiap-tiap yang hidup atau kuasa yang Maha hidup didalam tubuh sebagai bentuk keseimbangan dari baik dan buruk, sebab akibat karena segalanya harmoni dalam keseimbangan.

Memaafkan dan menerima maaf dari sesuatu yang sesuatu itu sendiri adalah berasal dari yang bukan sesuatu, memperhalus rasa membentuk kebijaksanaan universal seakan-akan aku, dia, kalian dan mereka adalah berasal dari bagian diri sendiri sehingga tidak ada pengaruh ketidak tenangan, kebencian atas keadaan prilaku didalam ataupun diluar diri sendiri.

Memaafkan adalah bentuk kasih sayang Allah yang selalu lebih utama daripada kemurkaan-Nya dan disaat kesalahan itu terjadi Ia sudah memaafkannya.

#dharma

Senin, 11 Mei 2020

Keajaiban Shalawat...

Dikisahkan oleh Syekh Syibli bahwa setelah salah seorang tetangganya wafat, ia bermimpi tentangnya, dan dalam mimpi itu ia bertanya kepada tetangganya itu: "Apa yang Allah perbuat terhadapmu?"

Ia menjawab: "Wahai Syekh! Kengerian-kengerian luar biasa yang aku saksikan di dalam Kubur dan aku dibuat sangat menderita karenanya. Aku sampai tidak bisa berkata-kata ketika kulihat Malaikat Munkar dan Nakir.

Aku berkata dalam diriku, "Aduhai celakanya aku! Apakah azab benar-benar telah menghampiriku?".

"Di dunia aku adalah seorang Muslim dan wafat dalam agama Islam, kemudian kedua malaikat itu memintaku menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka dengan keras".

Tiba-tiba muncul seorang lelaki berwajah indah dan beraroma harum dan menempatkan dirinya di antara aku dan kedua Malaikat, untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan kedua Malaikat itu dan dengan cara terbaik. 

Kemudian aku bertanya kepadanya, "Siapa engkau?" Semoga Allah merahmatimu".

Ia menjawab, "Aku adalah Sholawat "Allohumma Shalli 'Alaa Sayyidina Muhammad Wa 'Alaa Aali Sayyidina Muhammad", yang engkau selalu baca untuk Nabi Muhammad dan Keluarga Nabi Muhammad".

"Sesungguhnya aku diperintahkan dan diberi tanggung jawab untuk menolong dan menyelamatkanmu kapanpun engkau butuhkan dan di manapun'."

📚Sumber ::
Kitab Al-Sholawat Miftah Hallil Musykilat, Ali Qazweini, hal : 96.

اللهم صل على سيدنا محمدو على اله سيدنا محمد

rahasia hasbunnallah

Kalimat Hasbunallah wa nimal wakil memiliki artian yang sangat luas dan dalam untuk dimaknai dalam kehidupan kita sehari-hari.  Seorang sahabat ,

 Ibnu 'Abbas pernah berkata bahwa ucapan "hasbunallah wa ni'mal wakiil" adalah kata kata yang diucapkan oleh Nabi Ibrahim alaihis salam ketika beliau akan dibakar hidup-hidup, sedangkan Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi was sallam mengatakan kalimat tersebut dalam ayat : 

إِنَّ النَّاسَ قَدْ جَمَعُوا لَكُمْ فَاخْشَوْهُمْ فَزَادَهُمْ إِيمَانًا وَقَالُوا حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ

“Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka,” maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab, “Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung”. (HR. Bukhari no. 4563)

Dan satu hal yang pasti , masih ada banyak rahasia dan keutamaan dan karomah dari zikir meng-agungkan asma allah dengan kalimat hasbunallah ini. perbanyaklah mengucapkan kalimah ini sewaktu anda sedang merasakan perasaan yang galau, gundah dan membutuhkan pertolongan niscaya pertolongan allah akan menghampiri hambanya yang merutinkan zikir ini setiap waktu. 

Ibnul Jauzi dalam Zaadul Masiir berkata bahwa maksud “hasbunallah” ialah Allah-lah yang mencukupi segala urusan mereka. Sedangkan “al wakiil“, kata Al Faro’ berarti orang yang mencukupi. Demikian pula kata Ibnul Qosim. 
Sedangkan Ibnu Qutaibah berkata bahwa makna “al wakiil” adalah yang bertanggung jawab (yang menjamin) dan Al Khottobi berkata bahwa “al wakiil” adalah yang bertanggung jawab memberi rizki dan berbagai maslahat bagi hamba.

Dalam tafsir Al Jalalain disebutkan makna dzikir di atas ialah Allah-lah yang mencukupi urusan mereka dan Allah-lah sebaik-baik tempat bersandar dalam segala urusan.

Syaikh As Sa’di dalam kitab tafsirnya memaparkan, “Maksud ‘hasbunallah‘ adalah Allah-lah yang mencukupi urusan mereka dan ‘ni’mal wakiil’ adalah Allah-lah sebaik-baik tempat bersandar segala urusan hamba dan yang mendatangkan maslahat.”

Betapa besar maknanya jika anda mengetahuinya, marilah kita sama sama senantiasa memiliki kesadaran kehambaan tuk mengagungkan Nya dengan istiqamah atas kalimah zikir ini dalam setiap pekerjaan yang kita lakukan agar bisa memperoleh ridho allah atas pekerjaan tersebut.  

حَسْبُنَا اللهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ نِعْمَ الْمَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيْرُ
 وَلَاحَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ

Hasbunallah wa ni’mal wakil ni’mal maula wani’mannasir 
wala haula wala quwwata illa billahil ‘aliyyil ‘adzim

semoga bermanfaat

Minggu, 10 Mei 2020

Ahad, Achmad dan Muhammad

Achmad, Muhammad, Nur Muhammad dan Sayyidina Muhammad saw.

Yg disebut Achmad adalah sesuatu yg sangat terpuji. Lalu siapa Achmad, Achmad adalah salah satu Asma Allah, dan termasuk Ismu Adham. Achmad adalah asma yg menceritakan karakteristik daripada Nur Muhammad. Jadi sebutan Achmad adalah sebutan yg merujuk kepada Nur Muhammad, atau yg menunjuk kpd Nur Muhammad.

Muhammad adalah sebutan lain dr pada Achmad, namun beda maksudnya. Achmad adalah lebih kepada karakteristik, sedangkan Muhammad lebih kepada hakikatnya, kenyataanya Nur Muhammad. Muhammad sendiri adalah AsmaNya yg termasuk juga Ismu Adham. Sebutan Muhammad lebih kepada dhahir dn bathin, jasad dan hati. Sedangkan Achmad adalah sebutan untuk yg bersifat Bathin. Jadi, bila sgl sesuatu ini terjadi dr Nur Muhammad, maka sgl sesuatu ini disebut kenyataan dr Nur Muhammad, dan kenyataan dr Nur Muhammad disebut Muhammad. Maka benarlah yg namanya Achmad adalah nama sebelum terjadinya sgl sesuatu, krn ia bersifat karakteristik dr Nur Muhammad (bathin Nur Muhammad), sedangkan Muhammad adalah lahiriyah dr pd Nur Muhammad. Sehingga yg disebut Muhammad adalah lahir dn bathin dr pd Nur Muhamnad yg sdh berwujud.

Nur Muhammad adalah Nur Yg Terpuji, yg merupakan sifat Jamal dn KamalNya Allah. Dr sinilah asal kejadian dr segala sesuatu, termasuk lahir dn bathin kita. Nur Muhammad adalah sifat keindahan dn kesempurnaan Allah, sedangkan Achmad dan Muhammad adalah Ismu AdhamNya Allah.

Sayyidina Muhammad, adalah manusia paling sempurna dlm mewadahi Achmad, Muhammad dan Nur Muhammad, sehingga sgl karakter yg terpuji, segala sifat yg terpuji lahir dn tumbuh kembang dlm pribadi beliau.

Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya asma Allah itu adalah seratus kurabg satu, berarti sembilan puluh sembilan. Nah, barangsiapa yg mengetahui asma Allah yg satu, sehinngga genap seratus, maka sempurnalah iman seseorang tersebut". Al Hadist.

Yg satu asma itu adalah Muhammad, yg mewadahi setiap nama bg setiap manusia. Dan kita tarik lebih dalam yg satu nama itu adalah nama kita sendiri...

#cipt, khadimul sirrul asrar
#sedulur
#sekumpul